Kafein memang identik dengan minuman kopi atau teh sehingga banyak orang yang menganggap anak-anak tidak mungkin bisa kelebihan kafein. Padahal, cukup banyak minuman yang biasa diasup anak juga berkafein tinggi, misalnya es teh, minuman cokelat, minuman bersoda atau cokelat.
Asupan kafein berlebih pada anak mesti diwaspadai karena kafein merangsang sistem saraf pusat, memicu pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah dan meningkatkan kadar gula dalam darah. Konsumsi kafein pada anak yang dianjurkan adalah kurang dari 200 mg per hari atau setara dengan tiga cangkir teh.
Berikut ini sumber-sumber kafein yang sering kita konsumsi tetapi terkadang kurang kita perhatikan :
1.Minuman soda dan kola.
Satu kaleng minuman soda dan kola biasanya mengandung 23-25 miligram kafein. Bahkan minuman soda dan kola yang berlabel diet sekalipun tetap mengandung kafein dengan kadar yang sama.
2.Cokelat.
Kafein secara natural ada di dalam cokelat. Jadi apa pun olahan cokelat pasti akan memberikan efek stimulasi. Dalam permen cokelat setidaknya terdapat 10 miligram kafein.
3.Es krim.
Jika kita menambahkan cokelat atau kopi sebagai rasa pada es krim kita, kita telah menambahkan kafein di dalamnya. Rata-rata pada setengah mangkuk es krim dengan dua rasa tersebut terdapat 30-45 miligram kafein. Jumlah ini sama dengan sebotol kaleng minuman berkola. Namum, di antara rasa cokelat dan kopi, es krim rasa cokelat memiliki kafein lebih sedikit, sekitar 3 miligram.
4.Pil penghilang rasa sakit.
Dalam takaran yang sedikit, kafein dapat menghilangkan sakit kepala kita. Tetapi jika takarannya semakin banyak, kafein menjadi pemicu sakit kepala kita. Lalu apa hubungannya dengan pil penghilang rasa sakit?
Banyak pil penghilang rasa sakit memanfaatkan kafein sebagai bala bantuan untuk menghilangkan rasa nyeri. Permasalahan mulai muncul ketika kita semakin bergantung pada pil penghilang rasa sakit. Pil ini tak hanya membuat kita kecanduan dan sakit kepala, tetapi juga membuat kita sulit tidur nyenyak.
5.Minuman berenergi.
Salah satu alasan mengapa minuman kemasan tersebut menjanjikan untuk memompa energi adalah di dalamnya terdapat kafein. Jadi, perhatikan waktu yang kita pilih untuk mengonsumsinya. Sebaiknya jangan minum 5-4 jam menjelang waktu tidur.
Dengan banyak konsumsi berbagai makanan dan minuman diatas,maka kita amati tingkah laku anak kita,diri kita sendiri atau orang di sekitar kita,apakah ada yang over dosis terhadap kafein?
Berikut ini tanda-tanda sederhana dan mudah di amati gejala overdosis kafein yaitu :
1. Gelisah
Perilaku gelisah dan mudah tersinggung pada anak bisa disebabkan karena perilaku yang tak terkontrol. Efek dari stimulan juga bisa menyebabkan anak menjadi terlalu aktif dan sulit dikendalikan.
2. Efek jangka panjang
Tubuh anak-anak mencerna kafein lebih lama dari pada orang dewasa sehingga efeknya bisa berlangsung lebih lama. Itu sebabnya konsumsi kafein pada anak harus dibatasi.
3. Tidur terganggu
Dalam kondisi sehat pada umumnya anak bisa tidur dengan nyenyak. Namun efek stimulan dari kafein akan membuat tubuh lebih segar sehingga ia kesulitan untuk tidur atau terbangun di tengah malam dan menginterupsi bagian tidur yang paling nyenyak.
4. Kandungan asam
Kopi dan teh memiliki kandungan asam yang tinggi sehingga menyebabkan gangguan perut.
5. Denyut jantung tak teratur
Konsumsi kafein yang berlebih bisa menyebabkan detak jantung lebih cepat dan tak teratur, baik pada dewasa atau anak-anak.
6. Sering buang air kecil
Peningkatan frekuensi buang air kecil dapat terjadi bila anak minum terlalu banyak kafein. Akibatnya terjadi kehilangan cairan tubuh yang pada gilirannya akan menyebabkan tekanan darah rendah dan mengganggu keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.
7. Sakit kepala
Sesuatu yang sangat dasar seperti sakit kepala juag dapat menjadi masalah yang umum jika mengkonsumsi kafein di luar kendali.
8. Kelelahan
Setiap produk yang termasuk stimulan seperti kafein akan berpengaruh pada sistem saraf.
Waspada lebih baik,sebelum terjadi suatu penyakit,memang setiap orang mempunyai daya tahan yang berbeda-beda,akan tetapi mencegah lebih baik daripada tidak sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar