Rabu, 25 Juli 2012

Pahala Shalat Tarawih Pada Malam ke-7



Kezhaliman di dunia rasanya gak pernah ada hentinya,mungkin kalau kita tidak mempunyai moral yang kuat maka lama-kelamaan akan ikut tergerus ke dalam lingkaran kezhaliman itu.Seperti alkisah pada zaman Nabi Musa as,saat kelahirannya pada zaman Fir’aun yang kejam dan bengis.

Fir’aun bermimpi yang diterjemahkan oleh ahli nujumnya,” Bahwa nanti akan lhir seorang bayi laki-laki darikalanganorang Israil yang nantinya akan menggusur serta menggulingkan Raja Fir’aun bersama pa rezimnya,dan nanti akan diganti dengan seorang pemimpin yang diilhamidengan wahyu samawi.”

Dengan segala kekuasaannya segera Fir’aun mengeluarkan undang-undang yang sangat bengis ,yaitu : “ Siapa saja dari kaum Israil yang melahirkan bayi laki-laki supaya dilaporkan ke kantor kerajaan Fir’aunla’natullah’alaihi lalu dibunuh hidup-hidup.”Sudahn ratusan semenjak undang-undang itu dikeluarkan,dalam situasi yang mencekam itu lahirnya Nabi Musa,orang tuanya Imran dan istrinya kebingungan dan sangat gelisah.Tapi dengan pertolongan Alloh,Imran mendapat ilham agar anaknya dihanyutkan di sungai Nil dengandimasukkan ke peti kayu yang ditutup rapat-rapat.Akhirnya sang bayi Musa terdampar di dekat kerajaan istana Raja Fir’aun,dan ditemukan oleh istrinya yang bernama Asia,karena melihat keelokkan wajah Musa dan wajahnya bersinar terang,maka dibawalah pulang menghadap Fir’aun.Pada waktu itu Asia instri Fir’aun adalah putri yang beriman Asia belum dikaruniai anak.

Karena belum pernah mempunyai anak maka Asia,segera mencari  ibu tukang menyusui,sudah banyak ibu-ibu yang melamar untuk menyusuai bayi Musa tapi tak seorangpun yang cocok.Atas ijin Alloh saudara perempuan Musa memberitahukan kepada Asia bahwa ia bisa mencarikan ibu pengasuh yang cocok,baik dan bisa dipercaya untuk bayu Musa,maka ia memberi perintah agar ibu itu bisa datang ke istana segera.Tanpa sepengetahuan Asia,ibu itu yang dimaksud adalah ibu kandung Musa sendiri,seperti yang tercantum di Qur’an Surat Al Qashash : 13.

Singkat cerita Musa kecil tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa,disegani dan dihormati seperti layaknya anak Raja Fir’aun.Dalam suatu perjalanan Musa bertemu dengan dua orang yang sedang berkelahi satu orang dari kaum Qibthi (termasuk keluarga Fir’aun) sedang lawannya dari kaum Israil satu kaum dengan Musa,alkisah Musa membantu kaum dari golongannya sendiri orang Qibthi dipukulnya,sekali pukul langsung mati,karena merasa berdosa ia segera bertobat minta ampun kepada Alloh seperti tercantum di Q.S. Al-Qashash : 16.
Suatu hari Musa menemui suatu perkelahian serupa,ia segera akan melerai perkelahian itu,tiba-tiba orang dari kaum Qibthi berteriak seperti yang tercantum di Q.S Al-Qashash : 19 : “ Berkatalah orang itu,” Hai Musa,apakah engkau berniat membunuhku sebagaimana engkau telah membunuh seseorang kemarin? “

Maka segeralah tersiar kabar sampai ke rezim Fir’aun,maka marahlag Fir’aun mengetahui hal itu.Saat itu perintah Raja Fir’aun agar segera para bala tentaranya untuk mencari Musa.Singkat cerita setelah Musa melarikan diri ke Neneri Mdyan,maka diangkatlah Musa menjadi Nabi oleh Alloh dalam perjalan hidupnya yang mencekam dan penuh liku-liku selam 10 tahun kemudian ia beranikan diri untuk langsung berhadapan langsung dengan Fir’aun beserta bala tentaranya.

Alkisah dalam pertarungan dengan para ahli sihir Fir’aun dengan mudahnya Nabi Musa dapat mengalahkannya dengan tongkat pemberian Alloh yang saat dilempar tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi Ular besar yang langsung memakan ular-ular kecil sampai habis jelmaan tukang sihir kepercayaan Raja Fir’aun,tapi tanda-tanda kenabian Musa tersebut tetap tidak diakui oleh Fir’aun.

Raja Fir’aun beserta bala tentaranya yang berjumlah sangat besar,100.000 tentara berkuda dan kalau ditotal semua hampir 1 milyard semua tentaranya untuk mengejar dan membunuh Nabu Musa as beserta para pengikutnya kaum Israil,ini sungguh suasana yang sangat tidak seimbang dan sangat mencekam.Dalam pelariannya Nabi Musa as sampailah di pinggir Lautan Merah,karena tidak ada jalan lain maka dengan izin Alloh,Nabi Musa as memukulkan tongkatnya ke air laut,maka terbelahlah Lautan Merah menjadi dua bagian dan membentuk sebuah jalan yang panjang menuju seberang lautan,segera nabi Musa member perintah kepada kaumnya untuk segera menyeberangi lewat jalan tersebut.Setelah sampai di seberang kaum Nabi Musa,sedangkan Fir’aun dan seluruh bala tentaranya yang mengejar masih di tengah lautan,dengan seizin Alloh Nabi Musa memukulkan kembali tongkatnya ke laut,maka menutuplah kembali lautan itu seperti semua,sehingga Fir’aun dan seluruh bala tentaranya mati terkubur di Latan Merah.Selamatlah Nabi Musa as beserta kaumnya dari kekejian Fir’aun.

Sungguh sangat luar biasa penderitaan kaum Nabi Musa as dalam menegakkan agama Alloh,apakah kita bisa dan sanggup mempertahankan keyakinan kita bila hal itu terjadi sama kita semua?Kita bisa bayangkan betapa beratnya dalam menegakkan jalan Alloh saat itu,apakah kita bisa mendapatkat pahala yang sama dalam kehidupan sekarang ini?

Dari Ali Bin Abi Thalib r.a beliau berkata : Rosululloh S.A.W ditanya tentang Fadilah ( keutamaan) Shalat Tarawih di bulan Ramadhan pada Malam ke-7,lalu beliau bersabda :
“ Seakan-akan ia mengalami zaman Nabi Musa as dan ikut membantunya dari kejahatan Fir’aun dan Haman.”

Sungguh amal yang sangat besar buat kita,marilah kita manfaatkan malam Ramadhan ini untuk Shalat Tarawih dengan khusuk semoga pahala malam ke-7 bisa kira raih bersama-sama…amiiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger