Kezhaliman di dunia rasanya gak pernah ada
hentinya,mungkin kalau kita tidak mempunyai moral yang kuat maka lama-kelamaan
akan ikut tergerus ke dalam lingkaran kezhaliman itu.Seperti alkisah pada zaman
Nabi Musa as,saat kelahirannya pada zaman Fir’aun yang kejam dan bengis.
Fir’aun bermimpi yang diterjemahkan oleh ahli
nujumnya,” Bahwa nanti akan lhir seorang bayi laki-laki darikalanganorang
Israil yang nantinya akan menggusur serta menggulingkan Raja Fir’aun bersama pa
rezimnya,dan nanti akan diganti dengan seorang pemimpin yang diilhamidengan
wahyu samawi.”
Dengan segala kekuasaannya segera Fir’aun mengeluarkan
undang-undang yang sangat bengis ,yaitu : “ Siapa saja dari kaum Israil yang
melahirkan bayi laki-laki supaya dilaporkan ke kantor kerajaan Fir’aunla’natullah’alaihi
lalu dibunuh hidup-hidup.”Sudahn ratusan semenjak undang-undang itu dikeluarkan,dalam
situasi yang mencekam itu lahirnya Nabi Musa,orang tuanya Imran dan istrinya
kebingungan dan sangat gelisah.Tapi dengan pertolongan Alloh,Imran mendapat
ilham agar anaknya dihanyutkan di sungai Nil dengandimasukkan ke peti kayu yang
ditutup rapat-rapat.Akhirnya sang bayi Musa terdampar di dekat kerajaan istana
Raja Fir’aun,dan ditemukan oleh istrinya yang bernama Asia,karena melihat
keelokkan wajah Musa dan wajahnya bersinar terang,maka dibawalah pulang
menghadap Fir’aun.Pada waktu itu Asia instri Fir’aun adalah putri yang beriman
Asia belum dikaruniai anak.
Karena belum pernah mempunyai anak maka Asia,segera
mencari ibu tukang menyusui,sudah banyak
ibu-ibu yang melamar untuk menyusuai bayi Musa tapi tak seorangpun yang
cocok.Atas ijin Alloh saudara perempuan Musa memberitahukan kepada Asia bahwa
ia bisa mencarikan ibu pengasuh yang cocok,baik dan bisa dipercaya untuk bayu
Musa,maka ia memberi perintah agar ibu itu bisa datang ke istana segera.Tanpa
sepengetahuan Asia,ibu itu yang dimaksud adalah ibu kandung Musa
sendiri,seperti yang tercantum di Qur’an Surat Al Qashash : 13.
Singkat cerita Musa kecil tumbuh menjadi seorang
pemuda yang gagah perkasa,disegani dan dihormati seperti layaknya anak Raja Fir’aun.Dalam
suatu perjalanan Musa bertemu dengan dua orang yang sedang berkelahi satu orang
dari kaum Qibthi (termasuk keluarga Fir’aun) sedang lawannya dari kaum Israil satu
kaum dengan Musa,alkisah Musa membantu kaum dari golongannya sendiri orang
Qibthi dipukulnya,sekali pukul langsung mati,karena merasa berdosa ia segera
bertobat minta ampun kepada Alloh seperti tercantum di Q.S. Al-Qashash : 16.
Suatu hari Musa menemui suatu perkelahian serupa,ia
segera akan melerai perkelahian itu,tiba-tiba orang dari kaum Qibthi berteriak
seperti yang tercantum di Q.S Al-Qashash : 19 : “ Berkatalah orang itu,” Hai
Musa,apakah engkau berniat membunuhku sebagaimana engkau telah membunuh
seseorang kemarin? “
Maka segeralah tersiar kabar sampai ke rezim Fir’aun,maka
marahlag Fir’aun mengetahui hal itu.Saat itu perintah Raja Fir’aun agar segera para
bala tentaranya untuk mencari Musa.Singkat cerita setelah Musa melarikan diri
ke Neneri Mdyan,maka diangkatlah Musa menjadi Nabi oleh Alloh dalam perjalan
hidupnya yang mencekam dan penuh liku-liku selam 10 tahun kemudian ia beranikan
diri untuk langsung berhadapan langsung dengan Fir’aun beserta bala tentaranya.
Alkisah dalam pertarungan dengan para ahli sihir Fir’aun
dengan mudahnya Nabi Musa dapat mengalahkannya dengan tongkat pemberian Alloh
yang saat dilempar tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi Ular besar yang
langsung memakan ular-ular kecil sampai habis jelmaan tukang sihir kepercayaan
Raja Fir’aun,tapi tanda-tanda kenabian Musa tersebut tetap tidak diakui oleh
Fir’aun.
Raja Fir’aun beserta bala tentaranya yang berjumlah
sangat besar,100.000 tentara berkuda dan kalau ditotal semua hampir 1 milyard
semua tentaranya untuk mengejar dan membunuh Nabu Musa as beserta para
pengikutnya kaum Israil,ini sungguh suasana yang sangat tidak seimbang dan sangat
mencekam.Dalam pelariannya Nabi Musa as sampailah di pinggir Lautan
Merah,karena tidak ada jalan lain maka dengan izin Alloh,Nabi Musa as
memukulkan tongkatnya ke air laut,maka terbelahlah Lautan Merah menjadi dua
bagian dan membentuk sebuah jalan yang panjang menuju seberang lautan,segera
nabi Musa member perintah kepada kaumnya untuk segera menyeberangi lewat jalan
tersebut.Setelah sampai di seberang kaum Nabi Musa,sedangkan Fir’aun dan
seluruh bala tentaranya yang mengejar masih di tengah lautan,dengan seizin Alloh
Nabi Musa memukulkan kembali tongkatnya ke laut,maka menutuplah kembali lautan
itu seperti semua,sehingga Fir’aun dan seluruh bala tentaranya mati terkubur di
Latan Merah.Selamatlah Nabi Musa as beserta kaumnya dari kekejian Fir’aun.
Sungguh sangat luar biasa penderitaan kaum Nabi Musa
as dalam menegakkan agama Alloh,apakah kita bisa dan sanggup mempertahankan
keyakinan kita bila hal itu terjadi sama kita semua?Kita bisa bayangkan betapa
beratnya dalam menegakkan jalan Alloh saat itu,apakah kita bisa mendapatkat
pahala yang sama dalam kehidupan sekarang ini?
Dari Ali Bin Abi Thalib r.a beliau berkata :
Rosululloh S.A.W ditanya tentang Fadilah ( keutamaan) Shalat Tarawih di bulan
Ramadhan pada Malam ke-7,lalu beliau bersabda :
“ Seakan-akan ia mengalami zaman Nabi Musa as dan ikut
membantunya dari kejahatan Fir’aun dan Haman.”
Sungguh amal yang sangat besar buat kita,marilah kita
manfaatkan malam Ramadhan ini untuk Shalat Tarawih dengan khusuk semoga pahala
malam ke-7 bisa kira raih bersama-sama…amiiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar